KABUPATEN ACEH UTARA

Jumat, 29 April 2011

Kabupaten Aceh Utara sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang terletak di bagian pantai pesisir utara dengan luas wilayah 3.296,86 Km2 dengan perbatasan sebelah utara dengan Kota Lhokseumawe dan Selat Malaka, sebelah selatan dengan Kabupaten Bener Meriah, sebelah timur dengan Kabupaten Aceh Timur dan aebelah barat dengan Kabupaten Bireuen.

 Lambang Kabupaten Aceh Utara

Kabupaten Aceh Utara dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan roda empat dan bus umum, baik dari arah Medan (Terminal Pinang Baris) ataupun Banda Aceh (Terminal Baru Banda Aceh). Perjalanan melalui Bus dari Kota Medan akan menempuh waktu sekitar 6 - 7 jam.

Kabupaten Aceh Utara terkenal dengan sejarah budaya masa lalu, seperti Kerajaan Samudra Pasai yang pernah memerintah pada abad ke-13. Beberapa bukti yang menunjukkan bahwa Kerajaan Samudra Pasai pernah berkuasa pada masa itu adalah dengan adanya beberapa kuburan tokoh-tokoh penting yang pernah memerintah pada masa Kerajaan Samudera Pasai, seperti kuburan Malikussaleh, Ratu Nahrisyah dan lain-lain. Malikussaleh merupakan penguasa pertama dari kerajaan tersebut. Pada saat Kerajaan Samudera Pasai berkuasa, kerajaan ini memberlakukan koin emas sebagai alat tukar dan masih biasa dijumpai di sekitar daerah tersebut.

Terdapat beberapa tempat menarik lainnya di Kabupaten Aceh Utara yang berdiri dari objek wisata alam, objek wisata budaya dan objek wisata minat khusus. Objek wisata alam meliputi Air Terjun Blang Kolam, Air Terjun Seumirah/Lindek, Pantai Dakuta Bungkah, Pantai Lapang, Pantai Meuraksa, Pantai Pusong Baro, Pantai Sawang, Pantai Ulee Rubek, Pemandian Krueng Sawang dan lain-lain. Objek wisata budaya meliputi Makam Cut Asiah, Makam Maulana Abdurrahman Al Fasi, Makam Naina Husam Al Din, Makam Panglateh/ Pang Nanggroe, Makam Para Raja Syuhada Cot Plieng, Makan Perdana Menteri, Makam Petua Dolah, Makam Raja Muhammad, Makam Ratu Al 'Ala binti Malikul Dahir, Makam Said Syaref, Makam Sidi Abdullah Tajul Nilah, Makam Sultanah Nahrisyah, Makam Teungku Batee Balee, Makam Teungku Peut Ploh Peut, Makam Teungku Saleh Salihin, Makam Teungku Syarief, Rumah Adat Cut Meutia, Tugu Cot Plieng. Sedangkan objek wisata minat khusus meliputi Pabrik Air Minum Mineral, Kertas Pabrik Kraft, Pabrik Pupuk PT. AAF, Pabrik Pupuk PT. PIM, Pusat Pelatihan Gajah dan masakan Aceh setempat.


1.  AIR TERJUN BLANG KOLAM

 Pesona Air Terjun Blang Kolam

Air Terjun Blang Kolam berlokasi di hutan yang teduh dan terdapat di Kabupaten Aceh Utara dengan ketinggian sekitar 75 meter. Tempatnya yang sejuk dengan alam yang masih asri sekali. Bagi yang ingin merasakan dinginnya air terjun, bisa berendam disini atau sekedar bersanta di akhir pekan. Tempat ini sangat cocok sebafai rekreasi keluarga dan Air Terjun Blang Kolam pun kembali menunjukkan kegairahannya, bagaimanapun air terjun Blang Kolam pernah menjadi tempat favorit.

Untuk mencapai lokasi Blang Kolam sebenarnya tidak sulit, cukup banyak jalur yang bisa ditempuh, bisa melalui Cunda - Kota Lhokseumawe, Kandang Aceh Utara dan kawasan muara satu Kota Lhokseumawe. Namun demikian, sayangnya kondisi jalan menuju objek wisata Blang Kolam sangat memprihatinkan. Selain itu, kondisi jalan yang terjal dan licin juga menjadi salah satu penghambat bagi pengunjung yang ingin menikmati objek wisata ini. Hal ini yang kurang dalam objek wisata ini adalah sarana pendukung seperti Mushalla, MCK dan tali pembatas jalur.


2.  PANTAI SAWANG

Pesona Wisata Pantai Sawang

Objek Wisata Pantai Sawang merupakan salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi oelh wisatawan domestik maupun mancanegara. Objek wisata Pantai Sawang ini memiliki panorama yang sangat indah. Pantai Sawang ini berjarak 29 Kilometer dari Lhokseumawe, tepatnya terletak di Desa Sawang, Kecamatan Samudera.


3.  PANTAI ULEE RUBEK

Pesona Wisata Pantai Ulee Rubek

Objek wisata Pantai Ulee Rubek merupakan sebuah pantai berpasir putih yang sangat indah, Pantai ini terletak di Desa Ulee Rubek, Kecamatan Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara. Objek wisata yang berjara 49 Km dari Lhokeumawe ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.


4.  PANTAI KRUENG SAWANG  

 Pemandian Krueng Sawang

Pantai Krueng Sawang berada sekitar 45 Km arah barat daei Kecamatan Lhoksemawe. Disini terdapat sebuah sungai yang airnya sangat jernih penuh dengan bebatuan. Tempat ini merupakan pemandian yang ramai dikunjungi wasatawan. Udaranya yang sejuk, lingkungan yang masih alami, sangat layak dijadikan sebagai lokasi perkemahan. Daerah ini juga dikenal sebagai lokasi perkemahan. Daerah ini jga dikenal sebagai penghasil durian.


5.  TUGU COT PLIENG

Teungku Abdul Jalil Cot Plieng adalah pahlawan Aceh Utara yang berjuang melawan tentara Jepang dalam perjuangan Fisabilillah, demi mempertahankan Agama dan tanah air dari cengkraman penajajahan Jepang. Beliau mangkat pada tanggal 10 November 1942. Untuk mengenang perjuangan beliau, dibangunlah sebuah tugu yang berada di Desa Cot Plieng, Kecamatan Syamtalira Bayu, Kabupaten Aceh Utara, sekitar 10 Km sebelah timur Lhokseumawe.


6.  MAKAM SULTAN MALIKUSSALEH (PUSAT KERAJAAN SAMUDRA PASAI)

 Makam Sultan Malikussaleh

Kerajaan Samudra Pasai merupakan Kerajaan Islam terbesar di Indonesia pada abad ke-13. Di sinilah dahulu berdirinya Kerajaan yang berjaya pada masanya, tahun 1267 dan di sini juga tempat pemakaman Sultan Malikussaleh yang berkuasa tersebut. Lokasi makam Sultan Malikussaleh terletak di Desa Beuringin, Kecamatan Samudra, sekitar 18 Km dari Kota Lhokseumawe.

Kerajaan Samudra Pasai merupakan Kerajaan Islam terbesar di Indonesia pada abad ke-13, yang bukan hanya menjadi Pusat Perdagangan Internasional, tetapi juga Peradaban dan Pendidikan Islam. Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu yang bergelar Malikul-Saleh atau yang lebih dikenal dengan Malikussaleh dan merupakan raja pertama Kerajaan Samudra Pasai. Bukti sejarah yang bisa dilihat adalah batu-batu nisan yang berhiaskan kaligrafi ayat-ayat suci Al-Qur'an yang bernilai sejarah tinggi.


7.  MAKAM RATU NAHRISYAH

 Makam Ratu Nahrisyah

Ratu Nahrisyah memimpin Kerajaan Samudra Pasai pada tahun 1416-1428 Masehi dan dikenal sebagai seorang yang arif dan bijaksana. Lokasi makam Ratu Nahrisyah terletak di Desa Kuta Krueng, Kecamatan Samudra, sekitar 18 Km sebelah timur Kota Lhokseumawe. Ratu Nahrisyah mangkat padat tanggal 17 Zulhijjah 831 H atau 1428 M. Pada makam tersebut bisa dilihat ayat-ayat suci Al-Qur'an bertuliskan kaligrafi yang indah.


8.  RUMOH CUT MEUTIA

 Rumoh Cut Nyak Meutia

Rumah ini adalah rumah asli pahlawan wanita Aceh, Cut Meutia yang bersama Cut Nyak Dhien melawan penjajah Belanda. Lokasi Rumah Cut Meutia terletak di Daerah Pirak, Kecamatan Pirak Timoe, Kabupaten Aceh Utara. Ini rumah asli Cut Meutia, khas rumah Aceh, disinilah beliau pernah menempatinya sebelum gugur dalam pertempuran penjajah Belanda. Rumah ini sudah beberapa kali di renovasi. Tapi keasliannya tetap dipertahankan.

Cut Nyak Meutia adalah salah seorang pahlawan wanita nasional dari Aceh Utara, selama 20 tahun ia memimpin perjuangan melawan penjajahan Belanda diwilayahnya Matangkuli, yaitu dari tahun 1890 - 1990 Masehi. Dari rumah ini beliau aktif dalam memimpin dan mengatur strategi peperangan.

Rumah Adat Cut Meutia dapat terletak sekitar 3 Km dari Desa Matangkuli, Kecamatan Matangkuli. Rumah Adat Cut Meutia ini dipagar dan dibangun kembali oleh pemerintah sebagai bentuk penghormatan terhadap pahlawan wanita Aceh.

Cut Nyak Meutia tewas dihulu sungai Peutoe oleh tembakan serdadu Belanda pada 25 Oktober 1910. Makamnya terletak di Desa buket Panyang, yang jaraknya memakan waktu 2 hari 2 malam dengan berjalan kaki dari rumahnya yang merupakan perbatasan antara Kecamatan Matangkuli dan Kecamatan Cot Girek.


9.  TARI SEUDATI

 Tari Seudati

Tari Seudati adalah tarian yang terkenal dan berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam. Tarian ini mulanya berkembang di Aceh Utara dan sekarang menjadi salah satu Kesenian Nasional Indonesia. Tari Seudati menggambarkan semangat perjuangan, sikap kepahlawanan, keriangan, kelincahan serta sikap hidup yang dinamis, kegotong-royongan dan persatuan. Tari Seudati biasanya sering diselenggarakan jika ada pesta adat maupun pada acara kesenian dan bertempat di gedung kesenian ataupun panggung hiburan masyarakat.


Kata Seudati berasal dari Bahasa Arab Syahadatain atau Syahadati yang artinya Pengakuan atau Kalimat Syahadat. Tari ini telah berkembang di Aceh sejak ratusan tahun yang silam dan pada mulanya tidak bernafaskan Islam. Ketika Islam datang, tarian ini diisi dengan nilai-nilai Islam sehingga dapat dipakai sebagai media dakwah. Ciri khas Tari Seudati adalah heroik, gembira dam kebersamaan. Disamping itu tarian ini tidak menggunakan alat musik dan sebagai pengganti para penari membunyikan jari, hentakan kaki, tepukan dada serta syair-syair yang dilantunkan oleh dua orang narator yang disebut Aneuk Syahi. Syair-syair pengiring biasanya bertemakan keagamaan atau informasi pembangunan negara. Sewaktu perang Aceh, tari Seudati digunakan untuk  membakar semangat para pemuda untuk berperang melawan penjajah. Tarian ini dilakukan khusus oleh para pria yang berjumlah 8 (delapan) orang.


10.  PANTAI KRUENG GEUKUH

Pantai ini merupakan pantai yang indah dan bersih, karena masyarakat setempat sangat peduli akan keindahannya. Kita juga bisa melihat nelayan tradisional beserta perahu yang akan menangkap ikan. Pantai Krueng Geukuh terletak  di Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara. Pantai yang satu ini merupakan pantai yang pantas dikunjungi, karena selain indah dan bersih, kita juga bisa berinteraksi dengan nelayan-nelayan tradisional yang akan menangkap ikan dilaut.


11.  MUSEUM MALIKUSSALEH

 Museum Malikussaleh

Museum Malikussaleh adalah museum yang berada di Kabupaten Aceh Utara.
Alamat lokasi Museum Malikussaleh terletak di Jl. T. Hamzah Bendahara, Lhokseumawe, Kabupaten Aceh Utara.


12.  MAKAM SAID SYARIF

 Makam Said Syarif

Said Syarif adalah seorang menteri dari Kerajaan Samudra Pasai. Beberapa sejarawan menyebutkan beliau merupakan ayah kandung Fathillah atau Falatehan yang merupakan seorang ulama terkenal bergelar Sunan Gunung Jati, pendiri Kota Jayakarta (Jakarta), lahir di Pasai 1490 M.

Makam Said Syarif terletak di Gampong Mancang, Kecamatan Samudera. Makam ini dapat ditempuh dengan Mobil Aceh sekitar 16 Km sebelah timur Kota Lhokseumawe.

Batu nisannya terbuat dari marmer bertuliskan kaligrafi yang indah terdiri dari ayat kursi, surat Ali-Imran ayat 18-19 dan surat at-Taubah ayat 21-22.


13.  MAKAM MAULANA ABDURRAHMAN AL-FASI

 Makam Teungku Di Iboih (Maulana Abdurrahman Al-Fasi)

Makam Teungku di Iboih adalah makam Maulana Abdurrahman Al-Fasi. Sebagian arkeolog berpendapat bahwa makam ini lebih tua dari makam Malikussaleh.

Makam beliau terletak di Desa Mancang, Kecamatan Samudera yang berjarak sekitar 16 Km sebelah timur Kota Lhokseumawe. Batu nisannya dihiasi dengan kaligrafi yang indah terdiri dari ayat kursi, surat Ali-Imran ayat 18 dan surat At-Taubah ayat 21-22.


14.  BATEE BALEE

Makam ini merupakan situs peninggalan sejarah Kerajaan Samudera Pasai. Tokoh utama yang dimakamkan pada Situs Batee Balee ini adalah Tuhan Perbu yang mengkat tahun 1444 M.

Lokasinya di Desa Meucat , Kecamatan Samudera sebelah timur Kota Lhokseumawe. Diantara nisan-nisan tersebut ada yang bertuliskan kaligrafi yang indah yang terdiri dari surat Yasin, surat Ali Imran, surat Al'Araaf, surat Al-Jaatsiyah dan surat Al-Hasyr.


15.  MAKAM RATU AL-AQLA (NUR ILAH)

 Makam Ratu Al-Aqla

Ratu Al-Aqla adalah puteri Sultan Muhammad (Malikul Dhahir) yang mangkat pada tahun 1380 M. Beliau menjadi raja di Pasai dan Kedah. Makam tersebut berlokasi di Gampong Meunje Tujoh, Kecamatan Matangkuli yang berjarak sekitar 30 Km sebelah timur Kota Lhokseumawe dan dapat ditempuh dengan menggunakan Mobil Aceh. Batu nisannya dihiasi dengan kaligrafi yang indah berbahasa Kawi dan Bahasa Arab.


16.  PANTAI MEURAKSA

Pantai Meuraksa adalah objek wisata yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan yang ingin liburan bersama keluarga ataupun teman untuk bersantai sambil menenangkan fikiran yang sudah jenuh. Tempat ini sangat bagus sekali, kita dapat melakukan berbagai aktivitas olah pantai seperti berenang, voli pantai, berjemur dan berlari-larian bersama-sama teman dan keluarga. Pada sore harinya kita dapat menikmati indahnya matahari terbenam, disini juga ada pepohonan yang dapat digunakan untuk duduk-duduk dibawah pohon jika kita tidak ingin berjemuran di tepi pantai.                            

0 komentar:

Posting Komentar